Manokwari (ANTARA) - Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Rendani Manokwari, Papua Barat mengaktifkan posko terpadu untuk melayani arus mudik Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) guna menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa penerbangan.
Kepala UPBU Rendani Manokwari Herman Sujito di Manokwari, Kamis, mengatakan Posko Terpadu Angkutan Udara Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 akan beroperasi selama 18 hari, terhitung mulai 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026.
“Posko ini menjadi pusat koordinasi pelayanan angkutan udara selama periode mudik Natal dan Tahun Baru, terutama untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan gangguan operasional,” katanya.
Posko terpadu tersebut melibatkan sejumlah instansi terkait, antara lain UPBU Bandara Rendani, Kantor Otoritas Bandara Wilayah IX, Basarnas Manokwari, BMKG, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), TNI, Polri, BPBD Manokwari, Pertamina, serta pihak maskapai penerbangan.
Ia mengatakan, terdapat dua atensi utama dalam pelaksanaan posko terpadu, yakni potensi peningkatan jumlah penumpang serta kondisi cuaca yang masih dipengaruhi musim hujan pada Desember.
Menurut Herman, dalam beberapa pekan terakhir wilayah Manokwari kerap diguyur hujan dengan intensitas yang sangat deras.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat aktivitas siklon tropis di sejumlah wilayah sekitar Pulau Papua yang berdampak terhadap cuaca di Papua Barat.
“Kondisi cuaca ini sangat berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan dan berpotensi menyebabkan keterlambatan jadwal. Dengan adanya posko, seluruh pihak dapat lebih cepat melakukan antisipasi agar pelayanan kepada penumpang tetap berjalan optimal,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini belum terjadi lonjakan penumpang yang signifikan di Bandara Rendani. Namun peningkatan jumlah penumpang diperkirakan mulai terjadi pada 22–23 Desember 2025, seiring libur sekolah.
“Pada hari biasa jumlah penumpang berkisar 500 hingga 600 orang per hari. Saat periode peak season seperti Natal dan Tahun Baru, jumlah penumpang bisa meningkat hingga dua kali lipat atau sekitar 1.000 penumpang per hari,” katanya.
Ia menambahkan Bandara Rendani saat ini dilayani empat pesawat berbadan besar jenis Airbus A320 untuk rute Makassar, Sorong, dan Jayapura.
Sejak 15 Desember, rute Jayapura dilayani setiap hari. Selain itu, terdapat tiga pesawat ATR yang melayani rute Kaimana, Nabire, dan Fakfak.
Ia menambahkan, Bandara Rendani yang berlokasi dekat kawasan pantai memiliki karakteristik landasan pacu berbeda tergantung arah pendaratan pesawat.
Jika mendarat dari arah pantai, panjang landasan pacu yang dapat digunakan mencapai 2.300 meter, sedangkan dari arah kota hanya sekitar 2.000 meter.
“Seluruh maskapai yang beroperasi saat ini menggunakan Airbus A320 sehingga dapat mendarat dari dua arah landasan pacu Bandara Rendani,” ujarnya.
