Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- CGTN menerbitkan artikel tentang rencana kehadiran Presiden Xi Jinping dalam SCO Tianjin Summit mendatang yang berlangsung pada akhir Agustus ini. Artikel ini mengulas sejumlah hasil yang tercapai berkat kerja sama antara negara-negara anggota SCO di berbagai bidang, serta upaya Tiongkok mempererat hubungan dengan komunitas SCO demi memperjuangkan masa depan bersama sekaligus menekankan kesuksesan SCO dalam merintis jalur perdamaian dan kerja sama jenis baru.
Kereta kargo Tiongkok-Asia Tengah pertama pada 2025 berangkat dari Pelabuhan Tianjin Mei lalu, mengangkut 50 kontainer yang berisi suku cadang otomotif, peralatan mekanis, material bangunan, dan perangkat rumah tangga menuju Tashkent, ibu kota Uzbekistan.
Kereta langsung yang menuju Asia Tengah ini semakin memperlancar arus logistik internasional antara kota-kota di Tiongkok Utara dan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO) sehingga membawa angin segar dalam ekonomi regional dan kerja sama bisnis.
SCO, terbentuk pada 2001 di Shanghai atas prakarsa Tiongkok, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan, telah berkembang dari organisasi regional menjadi organisasi transregional yang beranggotakan 10 negara, dua negara pemerhati, serta 14 mitra dialog.
Setelah SCO Astana Summit pada 2024, Tiongkok kembali menjadi ketua bergilir SCO. Konferensi SCO pun dijadwalkan di Tianjin pada 31 Agustus dan 1 September. Presiden Tiongkok Xi Jinping akan menghadiri konferensi tersebut, serta memimpin Pertemuan Kepala Negara SCO Ke-25 dan Rapat "SCO Plus", serta akan menyampaikan pidato.
Tiongkok telah lima kali menggelar SCO Summit, dan ajang ini memiliki skala terbesar sejak SCO terbentuk. Para pemimpin dari sekitar 20 negara dan kepala 10 organisasi internasional akan turut berpartisipasi.
Momentum positif dalam kerja sama
Dengan tujuan pembangunan bersama, serta masa depan yang saling berkaitan, negara-negara Eurasia telah menjalin kerja sama komprehensif. Upaya tersebut antara lain memperkuat ketahanan energi dan pangan, menjaga stabilisasi dan mendiversifikasikan rantai pasok barang, serta menanggulangi perubahan iklim.
Kerja sama dalam bidang keamanan menjadi unsur utama SCO. Mulai dari memberantas "tiga poros kejahatan", yakni terorisme, ekstremisme, dan separatisme, serta memerangi perdagangan obat-obatan hingga menempuh latihan militer kontraterorisme dan membangun mekanisme dialog pada berbagai level, SCO selalu meningkatkan kemampuan untuk memitigasi risiko-risiko keamanan.
Kerja sama yang saling menguntungkan dan bersifat pragmatis telah menjadi momentum positif dalam perkembangan SCO. Selama bertahun-tahun, SCO telah menjadi wadah penting untuk kerja sama Belt and Road. Negara-negara anggota beralih dari kerja sama proyek menuju penyelarasan strategi pembangunan, bahkan kerja sama juga berkembang dari cakupan bilateral menjadi multilateral.
Sejumlah pencapaian penting terwujud dalam meningkatkan konektivitas di Eurasia. Proses pembangunan jalur kereta Tiongkok-Kyrgyzstan-Uzbekistan pun berjalan semakin cepat, sedangkan jalur pipa gas alam Tiongkok-Asia Tengah, serta jalur pipa minyak mentah Tiongkok-Rusia telah beroperasi. Di wilayah SCO, jaringan infrastruktur lengkap – terdiri atas jalan raya, jalur pipa migas, serta jalur kereta api – mulai terbangun untuk meningkatkan hubungan antara negara-negara anggota.
Pada 2024, perdagangan Tiongkok dan negara-negara anggota SCO menembus RMB 3,65 triliun (sekitar $511 miliar), atau meningkat 36,3 kali dibandingkan nilai perdagangan ketika SCO terbentuk, menurut Departemen Kepabeanan Tiongkok.
Mengenai rencana penyelenggaraan SCO Summit pada Jumat ini, Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Liu Bin menjelaskan, SCO berhasil merintis jalur perdamaian dan jenis kerja sama baru yang melindungi keamanan, mendukung kesejahteraan, meningkatkan mata pencaharian rakyat, membagikan dividen pembangunan, serta membangun masa depan yang saling menguntungkan.
Komunitas SCO yang lebih erat dengan masa depan bersama
"SCO adalah rumah kita bersama," kata Xi. Secara berkala, pemimpin Tiongkok ini menjuluki keanggotaan SCO yang kian bertambah sebagai sebuah "keluarga besar".
Xi mengemukakan usul pembangunan komunitas SCO dengan masa depan bersama dalam konferensi di Qingdao pada 2018. Di tengah kondisi internasional yang kompleks, serta tantangan global yang terus berubah, visi Xi telah memperkaya makna Semangat Shanghai yang menjunjung sikap saling percaya, saling menguntungkan, kesetaraan, musyawarah, sikap saling menghargai kemajemukan peradaban, serta tekad untuk mewujudkan pembangunan kolektif.
Kini, SCO telah menjadi sebuah kekuatan penting yang menjaga stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan bersama di Eurasia serta wilayah lain.
Sebagai rumah bersama atau keluarga besar, SCO selalu bersikap terbuka dan inklusif. SCO berpegang pada prinsip-prinsip nonblok, nonkonfrontasi, dan tidak menyasar pihak ketiga. Hal tersebut berbeda dari aliansi eksklusif negara-negara yang berpusat pada konfrontasi blok ideologis.
Tiongkok selalu memprioritaskan SCO dalam hubungan diplomasi negara tetangga, serta berkomitmen membangun SCO yang lebih substantif dan kuat, menjaga keamanan dan stabilitas regional, mempromosikan pembangunan dan kesejahteraan negara-negara anggota sekaligus membangun komunitas yang lebih erat dengan masa depan bersama, seperti dijelaskan Xi dalam pertemuan dengan menteri luar negeri dan kepala lembaga SCO pada Juli lalu.
Informasi selengkapnya:
SOURCE CGTN