Pemerintah Kota Sorong mengalokasikan anggaran sebesar Rp6,020 miliar untuk pembangunan kanal banjir di sepanjang Jalan Sungai Maruni, sebagai langkah strategis mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
Wali Kota Sorong Septinus Lobat di Sorong, Rabu mengatakan, pembangunan kanal itu merupakan bagian dari program prioritas pemerintah daerah dalam penanganan banjir sebagai respons terhadap kondisi darurat yang membutuhkan tindakan cepat.
“Ini program kami, saya dan pak wakil, untuk mengendalikan banjir di Kota Sorong,” ujar Septinus usai meluncurkan proyek pembangunan kanal banjir.
Ia mengakui bahwa proyek ini dijalankan di tengah keterbatasan fiskal, menyusul efisiensi anggaran dan penetapan APBD induk 2025 sebelum masa kepemimpinan mereka.
Oleh karena itu, pihaknya mengambil langkah konkret melalui pergeseran anggaran di Dinas Bina Marga, guna mendukung pelaksanaan pembangunan kanal.
"Pembangunan kanal akan mencakup panjang 160 meter di sepanjang Jl. Sungai Maruni," ucapnya.
Meski demikian, proyek ini dihadapkan pada sejumlah tantangan teknis di lapangan, seperti keberadaan infrastruktur utilitas milik PLN, Pertamina, dan PDAM, yang terpaksa harus ikut terdampak pengerjaan kanal.
“Pipa minyak, kabel listrik, dan pipa air kemungkinan besar akan terdampak. Kami akan segera menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik,” jelas Septinus.
Pembangunan kanal ini dijadwalkan berlangsung sejak 30 Juni hingga 26 Desember 2025, dengan pelaksana proyek adalah CV. Indo Bangun Papua dan konsultan pengawas dari PT. Madina Aramas Consult.
Selain proyek kanal Sungai Maruni, Pemkot Sorong juga merencanakan penanganan banjir di titik-titik rawan lainnya, termasuk Sungai Klagison dan Sungai Klasaman.
“Sungai Klasaman setiap Agustus selalu banjir, bahkan sampai menembus ke markas Batalion. Ini harus segera kami tangani,” tegasnya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025