Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, Papua Barat menggelar Festival Bahasa Hatam sebagai upaya menjaga identitas budaya lokal sekaligus menanamkan karakter pada peserta didik tingkat SMP di daerah tersebut.
Bupati Manokwari Hermus Indou di Manokwari, Sabtu, mengatakan festival tersebut sebagai wujud komitmen pemda dalam melestarikan dan memuliakan salah satu kekayaan budaya Manokwari, yakni bahasa Hatam yang merupakan bahas asli suku di Papua Barat.
“Bahasa adalah identitas, jati diri, dan sarana komunikasi yang memperkuat keberadaan suatu komunitas. Melestarikan bahasa daerah berarti menjaga eksistensi dan keutuhan budaya kita,” kata Hermus pada sambutan pembukaan Festival Bahasa Hatam.
Ia menegaskan, Festival Bahasa Hatam tidak hanya menjadi ajang merayakan keindahan bahasa dan budaya, tetapi juga momentum untuk merefleksikan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur.
Integrasi nilai budaya dalam dunia pendidikan, katanya, merupakan langkah strategis membangun generasi yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan.
Selain pertunjukan seni, pameran yang menampilkan dimensi gotong royong, kemandirian, dan kebhinnekaan global juga dinilai relevan untuk membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Manokwari Parjiyanti menjelaskan festival tersebut diselenggarakan untuk melestarikan bahasa dan budaya Hatam serta mengembangkan kreativitas peserta didik melalui kegiatan seni, budaya, dan literasi.
“Kegiatan ini memberikan ruang bagi sekolah dan peserta didik untuk menampilkan karya, inovasi, serta kemampuan dalam bidang bahasa, seni, dan budaya,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan mencakup pembacaan puisi berbahasa Hatam, pameran karya peserta didik seperti seni rupa, kerajinan, media pembelajaran kreatif, serta produk inovatif sekolah.
Selain itu, juga diselenggarakan pentas seni menghadirkan tari tradisional, musik daerah, paduan suara, drama, hingga kreasi seni modern bernilai edukatif.
Kegiatan tersebut diikuti seluruh SMP di Kabupaten Manokwari dengan jumlah peserta 470 orang.
Antusiasme siswa siswi dan guru SMP mengikuti festival tersebut menunjukkan komitmen kuat sekolah dan generasi muda dalam menjaga budaya lokal.
“Kami berharap kegiatan ini menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan generasi muda terhadap bahasa dan budaya Hatam, sekaligus menghasilkan peserta didik yang kreatif, berkarakter, dan memiliki apresiasi terhadap seni budaya,” katanya.
Ia menambahkan, festival ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang terus berkembang dan memberi manfaat besar bagi dunia pendidikan di Manokwari.
“Festival ini menjadi momentum penting untuk memajukan pendidikan, melestarikan budaya, dan membangun karakter generasi muda Manokwari,” ujarnya.
Editor : Evarianus Supar
COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025