Sorong (ANTARA) - Kesehatan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebab tubuh yang sehat membuat seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas dengan baik.
Pengetahuan tentang kesehatan perlu ditanamkan pada anak dan remaja di Kota Sorong bahkan seluruh tanah Papua sehingga mereka mengerti benar pentingnya hidup sehat hingga dewasa.
Edukasi tentang pentingnya kesehatan bagi remaja juga bertujuan mengurangi dampak buruk pergaulan bebas, terutama mengonsumsi minuman beralkohol yang merusak masa depan generasi muda.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sorong berkolaborasi dengan puskesmas dan kader kesehatan masyarakat, khususnya remaja gereja, menggelar program posyandu remaja untuk mengedukasi anak-anak secara dini tentang pentingnya kesehatan.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Sorong Demianuss F. Wonatorey di Sorong, Rabu, mengatakan bahwa posyandu remaja ini bertujuan mengatasi permasalahan remaja dan meningkatkan derajat kesehatan, serta keterampilan hidup sehat para remaja di daerah itu.
Kegiatan dalam program posyandu remaja sejalan dengan program pemerintah secara nasional untuk penurunan stunting di seluruh Tanah Air.
Masalah kesehatan banyak terjadi pada usia produktif, yakni 10-59 tahun, sehingga pola hidup sehat menjadi solusi bagi masyarakat agar tetap sehat pada usia produktif. Tentu pemahaman kesehatan sangat penting untuk mewujudkan itu.
Berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, penanganannya harus menjadikan remaja sebagai motivator melalui kegiatan posyandu remaja.
"Tujuannya guna memantau kesehatan remaja terutama remaja putri berkaitan dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi," ujar dia.
Seluruh daerah di Provinsi Papua Barat harus membuka kegiatan posyandu remaja. Sebab hal itu sejalan dengan program penurunan stunting di seluruh Indonesia. Khusus untuk wilayah Papua Barat, baru Kota Sorong yang menjalankan program posyandu remaja.
Hingga saat ini, Kota Sorong telah memiliki lima posyandu remaja kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, pemuda gereja, dan puskesmas, yakni Posyandu Remaja Par GKI Getsemani Kampung Nanas, Jemaat Bethel Malaisilen, Jemaat Efata Malanu, SMA 3 Kota Sorong, dan Jemaat GKI Maranatha.
Aktivitas posyandu remaja di kota Sorong sudah berjalan sejak 2021 yang dimulai dengan tiga posyandu, yakni Posyandu Par GKI Getsemani Kampung Nanas, Jemaat Bethel Malaisilen, dan SMA 3 Kota Sorong.
Posyandu Remaja Jemaat Efata Malanu dan Jemaat GKI Maranatha baru mulai beraktivitas di awal 2020. Diharapkan ke depan banyak posyandu remaja ada pada setiap kelurahan di Kota Sorong.
Dia menambahkan bahwa upaya menurunkan angka stunting memerlukan kolaborasi dengan banyak pihak, antara lain pemerintah, pemuka agama, tokoh masyarakat, akademisi, serta perusahaan swasta.
Media massa sangat berperan dalam sosialisasi program posyandu remaja demi mengatasi masalah stunting yang hingga saat ini masih menjadi tantangan di Indonesia.
"Kami juga sangat membutuhkan berkolaborasi dengan media massa agar dapat memberikan upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting sehingga masyarakat mengetahui dan turut berperan aktif," tambah dia.
Kader
Sebanyak lima posyandu remaja yang sudah terbentuk di Kota Sorong tersebut, masing-masing memiliki tiga sampai dengan lima remaja yang dilatih sebagai kader yang melakukan pemeriksaan kesehatan bagi anak-anak di lingkungan masing-masing posyandu.
Kader posyandu remaja tersebut dilatih oleh Dinas Kesehatan Kota Sorong guna melakukan pemeriksaan kesehatan serta melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan bagi anak-anak di lingkungan posyandu mereka.
Kader Posyandu Remaja Jemat Maranatha Remu, Agusto Worumboy, mengatakan bahwa pihaknya dilatih oleh Dinas Kesehatan setempat dalam melakukan pemeriksaan kesehatan dini bagi anak-anak di lingkungan gereja serta melakukan sosialisasi tentang manfaat hidup sehat.
Menurut dia, kegiatan posyandu remaja tersebut sangat bermanfaat sebab sebagian kader banyak pengetahuan yang diperoleh seperti belajar mengukur suhu tubuh, belajar menggunakan alat tensi darah, serta belajar mengukur tinggi dan berat badan.
"Saya bangga menjadi kader posyandu remaja karena belajar tentang alat-alat kesehatan dan juga belajar tentang betapa pentingnya kesehatan bagi diri saya sendiri," ujar dia.
Posyandu remaja di Kota Sorong tentunya mendapat pendampingan dari puskesmas terdekat dengan keberadaan posyandu tersebut.
Pendampingan sebagai kebutuhan penting yang harus dilakukan agar para kader posyandu remaja yang notabene remaja tersebut semakin percaya diri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan serta melakukan sosialisasi pentingnya hidup sehat.
Seperti Posyandu Remaja Jemaat GKI Maranatha mendapatkan pendamping dari Puskesmas Remu. Setiap kali pelayanan berjalan, tim dari Puskesmas Remu datang untuk melakukan pendampingan terhadap kader Posyandu Remaja Jemaat GKI Maranatha tersebut.
Kepala Bidang Promosi Kesehatan Puskesmas Remu Sanny Sohilait mengatakan bahwa setiap kegiatan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh kader Posyandu Remaja Jemaat GKI Maranatha, pihaknya terlibat untuk melakukan pendampingan.
Kader posyandu remaja sudah terlatih dalam hal melakukan pengecekan kesehatan, baik penggunaan alat pemeriksaan suhu tubuh, tensi darah, mengukur tinggi badan dan berat badan. Mereka sudah terampil menggunakan berbagai peralatan tersebut.
“Kita sebagai petugas kesehatan puskesmas hanya mendampingi serta memberikan tambahan pengetahuan sehingga mereka benar-benar paham untuk memeriksa kesehatan. Terutama bagi remaja putri tambahan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja,” kata dia.