Manokwari (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat menyebut ada tiga kelurahan di Kabupaten Manokwari masuk kategori rawan tsunami, yaitu Manokwari Barat, Manokwari Timur dan Anday.
Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir di Manokwari, Rabu malam, mengatakan pemerintah daerah sudah memiliki peta rawan tsunami yang terintegrasi hingga ke level kelurahan dan kampung.
"Papua Barat sudah punya peta rawan bencana, dan khusus Manokwari ada tiga kelurahan masuk kategori rawan tsunami," kata Derek.
Dia menjelaskan, dokumen itu menjadi landasan pemerintah daerah mengambil langkah mitigasi terhadap potensi bencana alam gempa bumi maupun tsunami, sehingga risiko korban jiwa dapat diminimalisasi.
Pemerintah daerah bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau perkembangan setelah adanya peringatan dini tsunami setelah gempa yang melanda Kamchatka Rusia.
"Dulu, ada alat peringatan dini tsunami di Manokwari, tetapi dirusak oleh massa saat kerusuhan 19 Agustus 2019," ucap Derek.
Selain peta rawan bencana, kata dia, pemerintah daerah juga telah menyediakan jalur evakuasi warga yang dilengkapi dengan rambu-rambu dan lokasi untuk evakuasi sementara.
Optimalisasi strategi mitigasi bencana alam baik gempa bumi maupun tsunami, membutuhkan peran masyarakat lokal sehingga tidak menimbulkan dampak kerugian yang luar biasa.
"Alat deteksi tsunami itu mahal sekali. Solusinya, kami pakai kearifan lokal seperti toa," ujarnya.
Dirinya berharap dinas pendidikan provinsi dan kabupaten di Papua Barat dapat memanfaatkan program Sekolah Aman Bencana (SAB) yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
Program itu bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman, tangguh, dan siap menghadapi bencana, serta memastikan keselamatan siswa, guru, maupun tenaga kependidikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPBD Papua Barat sebut tiga kelurahan di Manokwari rawan tsunami