Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memegang komitmen untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.
"Pak Presiden Prabowo sangat ingin memutus rantai kemiskinan, dimulainya dari pendidikan," kata Pelaksana Tugas Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Mayjen TNI (Purn) Harianto seusai melakukan verifikasi lapangan calon lokasi pembangunan Sekolah Rakyat di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.
Dia menyatakan komitmen memutus mata rantai kemiskinan diimplementasikan Presiden Prabowo dengan menginisiasi program Sekolah Rakyat di seluruh daerah.
Calon siswa Sekolah Rakyat merupakan anak-anak dari keluarga dengan kategori desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Kategori yang direkrut adalah anak yang masuk dalam kategori desil 1 dan 2," ujarnya.
Oleh karena itu, Harianto menyampaikan bahwa kedatangannya ke Kabupaten Malang untuk memastikan lahan potensial yang bisa dibangun Sekolah Rakyat.
Total ada tiga lahan di Kabupaten Malang yang diusulkan menjadi lokasi pembangunan fasilitas Sekolah Rakyat, yakni di Kecamatan Tumpang, Turen, dan Bantur.
"Menurut saya, penentuan lokasi ini penting karena menjadi bagian dari sistem," ucapnya.
Menurutnya, titik yang ditetapkan sebagai tempat pendirian fasilitas pendidikan tersebut harus mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas kesehatan, akses air, dan jaringan internet.
Kriteria itu bertujuan memberikan kemudahan bagi para pelajar dan guru dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, baik di kelas maupun asrama.
"Sekolah Rakyat ini kan tidak bisa berdiri sendiri karena nanti di situ ada sosialisasi dengan masyarakat dan lain lain," ucapnya.
Mengenai konsep gedung Sekolah Rakyat, Harianto menjelaskan karena peruntukannya jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA maka semua fasilitas harus lengkap, seperti sarana prasarana untuk olahraga, laboratorium, asrama, hingga pelajar dipastikan mendapatkan paket Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Jadi, akan ada dapur umum dibangun khusus, di situ rencananya ada masing-masing 1.000 siswa tingkat SD, SMP, dan SMA," katanya.
Ia menambahkan bahwa hasil verifikasi lapangan di tiga lokasi itu akan dievaluasi, sebelum benar-benar ditetapkan menjadi titik pembangunan gedung Sekolah Rakyat.
"Ini sebagai bahan sebagai laporan dan koordinasi dengan pemerintah daerah, nanti kami akan dipilih salah satu yang paling bagus," katanya.