Sorong (ANTARA) - Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menyebutkan bahwa aksi brutal yang telah dilakukan oleh simpatisan empat tahanan politik yang berujung pada perusakan fasilitas umum dan rumahnya merupakan tindakan kriminal murni.
"Pertama kita merasa prihatin, karena hal di luar dugaan kita bisa terjadi di Kota Sorong," ucapnya di kediamannya di Kota Sorong, Rabu.
Menurut dia, aksi brutal ini merupakan kriminal murni karena diikuti dengan tindakan kekerasan, perusakan terhadap fasilitas umum termasuk Kantor Wali Kota dan Pemprov Papua Barat Daya serta kediamannya.
"Saya pikir ini tidak boleh diberi ruang untuk ada, karena ini merusak dan mengganggu kondisi wilayah ini," ujarnya.
Karena itu mantan Bupati Asmat dua periode ini meminta dengan sangat kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini sekaligus ditindak lanjut dengan proses hukum untuk memberikan efek jerah kepada para pelaku.
Dia mengakui bahwa dirinya merasa kaget dengan aksi brutal yang menyerang rumahnya hingga kaca rumah dan mobil dinas yang tengah parkir mengalami kerusakan.
"Tadi padi saya kaget, tidak mengetahui informasinya seperti apa. Untungnya saya sudah siap dan mau pergi ke kantor, nah itu yang terjadi," bebernya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing dan tetap menjaga situasi kondusif. Masyarakat harus percaya pada aparat keamanan dalam menangani situasi ini.
Selain itu, Gubernur meminta peran aktif dari keluarga, tokoh agama, dan lembaga masyarakat untuk membimbing anak-anak muda agar tidak terlibat dalam aksi-aksi yang merugikan banyak pihak.
"Kekacauan ini mengganggu aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan, bahkan pelayanan kesehatan. Ini harus dihentikan," ujarnya.
Meski terjadi kerusuhan, aktivitas pemerintahan di kantor Gubernur tetap berlangsung normal. Gubernur memastikan bahwa roda pemerintahan tetap berjalan seperti biasa.
Pihak kepolisian sendiri tengah mengambil langkah strategis dalam upaya meredam situasi dan melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku di balik aksi brutal tersebut.
Aksi brutal ini berawal dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Sorong memindahkan empat tahanan politik kasus dugaan makar yang merupakan anggota Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) ke Makassar.
Keempat tahanan tersebut diketahui berinisial AAG, NM, MS, dan PR, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan makar terkait aktivitas NFRPB.
Hingga saat ini situasi dan kondisi Kota Sorong sudah berangsur baik. Kendatipun demikian tim gabungan TNI/Polri masih terus berjaga di beberapa titik strategis untuk mengantisipasi adanya gangguan susulan.
Gubernur sebut aksi brutal di Sorong merupakan kriminal murni
Rabu, 27 Agustus 2025 21:30 WIB

Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu (tengah) didampingi Pj Sekda Yakob Kareth (kiri) saat memberikan keterangan terkait situasi Kota Sorong, Rabu malam (27/8/2025) (ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu)