Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menegaskan pihaknya tidak melarang adanya aksi unjuk rasa, namun jangan sampai berujung pada aksi-aksi anarkis.
“Tidak ada tempat bagi perusuh di Nusa Tenggara Timur,” katanya saat memberikan kata sambutan dalam acara doa bersama di halaman Kantor Gubernur NTT, di Kupang, Minggu malam.
Acara doa bersama untuk kedamaian bangsa itu dihadiri oleh sejumlah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) NTT bersama sejumlah masyarakat di Kota Kupang, NTT.
Doa bersama lintas agama itu dihadiri oleh sejumlah pimpinan BUMN dan BUMD, tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan perguruan tinggi, pelajar, mahasiswa, hingga organisasi kemasyarakatan.
Melki menegaskan pemerintahannya menghormati kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk melalui aksi demonstrasi.
Namun, ia mengingatkan agar aksi tersebut tetap dilakukan secara damai tanpa menimbulkan kerusuhan, apalagi berujung pada aksi pembakaran seperti yang terjadi di daerah lain.
“Silahkan demo di kantor gubernur, demo di DPRD, demo di Polda atau dimanapun nanti kami akan bertemu untuk mendengarkan berbagai tuntutan, tetapi jangan sampai rusuh,” ujar dia.
Melki berharap agar masyarakat NTT juga tidak terprovokasi dengan berbagai aksi anarkis yang ada di daerah lain di Indonesia
Sementara itu Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni juga mengatakan siap menerima kedatangan para pendemo jika memang pada Senin (1/9) akan dilaksanakan aksi unjuk rasa.
“Kami dari DPRD tetap menerima teman-teman yang berunjuk rasa. Pada intinya agenda DPRD tetap berjalan seperti biasa untuk besok,” ujar dia.
Gubernur NTT: Unjuk rasa tidak boleh berujung anarkis
Senin, 1 September 2025 7:09 WIB

Gubernur NTT Melki Laka Lena bersama sejumlah forkompimda saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Kupang, Minggu (31/8/2025) malam. ANTARA/Kornelis Kaha.