Sorong (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) menggandeng perusahaan travel untuk membuka lebar dan meningkatkan akses kunjungan wisatawan mancanegara ke destinasi wisata Raja Ampat.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Papua Barat Daya Yusdi Lamatenggo, menjelaskan kolaborasi dengan perusahaan travel Cocos Tour Indonesia kali ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan potensi wisata, khususnya di Raja Ampat, dengan peningkatan kunjungan wisatawan dari luar negeri.
"Kita mendukung kolaborasi ini dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari bidang pariwisata," kata Yusdi di Sorong, Senin.
Lebih lanjut dikatakannya, Dinas Pariwisata Papua Barat Daya menargetkan peningkatan Fam Trip Top Agent China dan Taiwan ke Raja Ampat melalui kolaborasi dengan Cocos Tour Indonesia.
Dia mengatakan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) Papua Barat Daya siap bersinergi dengan Cocos Tour Indonesia memajukan sektor wisata.
"Saya yakin langkah akan menjadi pintu masuk untuk membangkitkan pariwisata di Raja Ampat," ujarnya.
Yusdi mengatakan, pihaknya juga sedang mempercepat penyelesaian 17 tahapan administrasi bagi Bandara Dominie Eduard Osok (DEO) Sorong untuk resmi beroperasi penuh sebagai Bandara Internasional menyusul telah ditetapkannya oleh Kementerian Perhubungan RI pada 18 Agustus 2025.
"Target kami, Februari 2026 Bandara DEO sudah bisa dibuka secara reguler untuk penerbangan internasional," ujarnya.
Selain pariwisata, tambah dia, Provinsi Papua Barat Daya juga memiliki kawasan ekonomi khusus (KEK) di Kabupaten Sorong turut mendapatkan dampak dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.
Direktur Bisnis Wilayah Asia Timur Cocos Tour Indonesia, Dino Gobel, mengatakan bahwa potensi dan reputasi Raja Ampat sudah lama menjadi incaran wisatawan mancanegara.
“Raja Ampat sering disebut oleh agen-agen maupun turis-turis di wilayah China dan Taipei saat kami mengembangkan bisnis di sana,” ujarnya.
Dino menyebut, dengan mulai dibukanya akses penerbangan langsung dari Zhenzhen, Shanghai, dan Wangsho ke Manado, banyak agen maupun wisatawan mulai menanyakan kemungkinan perjalanan ke Raja Ampat.
“Mereka berharap Raja Ampat bisa ikut dijual bersamaan dengan paket wisata ke Manado. Karena itu, kami sedang menyusun program gabungan, lima hari di Manado dan tiga hari di Raja Ampat,” jelasnya.
Menurutnya, Raja Ampat adalah magnet utama yang memperkuat daya tarik pariwisata Papua Barat Daya.
Oleh sebab itu, Cocos Tour Indonesia berkomitmen menjalin kerja sama strategis agar wisatawan asing yang datang ke Manado tidak langsung kembali ke negaranya, melainkan melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat dan menghabiskan waktu serta belanja wisata di sana.
Meski kondisi perekonomian global sedang tidak stabil, Dino optimistis sektor pariwisata tetap memiliki prospek terbaik terutama karena ekonomi China saat ini sedang tumbuh positif. "Kebiasaan wisatawan China yang dulu rata-rata hanya berlibur selama lima hari, kini mulai bergeser menjadi liburan mingguan," katanya.
Dino menyampaikan bahwa Cocos Tour Indonesia mendukung program Nawacita Presiden Prabowo, khususnya dalam mendorong ekonomi kerakyatan berbasis pariwisata.
“Kami ingin membuat wisatawan betah, baik di Manado maupun di Raja Ampat,” ucapnya.
Ia menilai ini adalah momentum yang tepat untuk menarik lebih banyak wisatawan, terutama dengan terbukanya jalur penerbangan internasional dari Zhenzhen dan Shanghai ke Manado, serta peningkatan status Bandara DEO Sorong menjadi bandara internasional.
“Bukan hal yang mustahil jika ke depan, maskapai-maskapai internasional akan langsung membuka rute penerbangan ke Sorong,” katanya.
PBD gandeng perusahaan travel buka akses wisatawan asing ke Raja Ampat
Senin, 6 Oktober 2025 15:38 WIB

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Papua Barat Daya Yusdi Lamatenggo memaparkan potensi wisata Raja Ampat kepada perusahaan travel Cocos Tour Indonesia di Kota Sorong, Minggu (5/10/2025) (ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu)