Manokwari (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Papua Barat mengerahkan 5.000 kader guna menyukseskan lima program percepatan Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
Sekretaris BKKBN Papua Barat Yahya R. Rumbino di Manokwari, Sabtu, mengatakan para kader terdiri atas pembantu penyuluh keluarga berencana desa (PPKBD), tim pendamping keluarga (TPK), dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB).
“5.000 kader ini tersebar hingga kampung-kampung untuk dua provinsi yang menjadi wilayah kerja BKKBN Papua Barat yaitu Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya,” kata Yahya pada sosialisasi Bangga Kencana bersama Anggota DPR RI Obet Rumbruren.
Ia mengatakan, lima program percepatan untuk pembangunan keluarga berkualitas tersebut meliputi GENTING (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIDAYA (Lansia Berdaya), dan Super Apps Keluarga Indonesia.
Melalui GENTING pihaknya mendorong partisipasi aktif dari masyarakat atau orang tua asuh untuk membantu mencegah stunting pada keluarga berisiko. Bantuan dapat berupa nutrisi dan program sanitasi yang berfokus pada pencegahan stunting.
Peran TPK untuk program GENTING adalah melakukan verifikasi dan validasi anak-anak yang berisiko stunting.
TPK akan melakukan kalkulasi kebutuhan untuk memenuhi gizi anak itu, kemudian mencari pihak-pihak yang mau menjadi orang tua asuh melalui program GENTING.
“TPK yang mengelola bantuan dari orang tua asuh untuk dijadikan pemberian makanan tambahan (PMK). TPK juga melakukan pendataan untuk mengontrol tumbuh kembang dan gizi anak stunting atau risiko stunting,” ujarnya.
Sedangkan melalui TAMASYA, pihaknya memberdayakan kader untuk menyediakan fasilitas penitipan anak atau bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang memberikan fasilitas penitipan anak.
Pihaknya juga berupaya meningkatkan peran aktif ayah dalam pengasuhan anak dan pendampingan remaja melalui GATI. Sehingga beban mengasuh anak bukan hanya tugas seorang ibu.
Para kader juga melaksanakan program SIDAYA yang menyediakan layanan berbasis komunitas bagi lansia yang tidak mendapatkan perawatan dari anak-anak mereka.
“Misal di Manokwari ini kader-kader kita di SP8 aktif mengumpulkan lansia dan memberikan pendidikan yang bermanfaat sehingga memacu lansia untuk tetap aktif agar tidak memiliki pikiran yang melantur,” ujarnya.
Kader juga gencar melakukan sosialisasi Super Apps Keluarga yaitu aplikasi super berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk tanya jawab program Kemendukbangga.
Anggota DPR RI Obet Rumbruren mengatakan, Bangga Kencana merupakan program strategis nasional yang menjadikan keluarga sebagai pusat pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Bangga Kencana memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kualitas keluarga, mengendalikan pertumbuhan penduduk, memperkuat ketahanan keluarga, menurunkan stunting, serta mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
Ia berharap ke depan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan dapat terus mendukung program ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Program ini menekankan pentingnya perencanaan keluarga, pengaturan jarak kelahiran, dan pengasuhan anak yang baik. Jadi bukan lagi soal membatasi anak, tetapi bagaimana merencanakan keluarga yang sehat dan sejahtera,” katanya.
BKKBN Papua Barat kerahkan 5.000 kader sukseskan lima program percepatan
Minggu, 12 Oktober 2025 0:44 WIB

Sekretaris BKKBN Papua Barat Yahya R. Rumbino saat melakukan sosialisasi lima program percepatan Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama Anggota DPR RI Obet Rumbruren di Distrik Prafi, Manokwari, Sabtu (11/10/2025). ANTARA/Ali Nur Ichsan