Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi nilai ekspor Provinsi Papua Barat pada Oktober 2025 sebanyak 205,45 juta dolar AS atau terkontraksi sebesar 28,22 persen (yoy) dibanding capaian Oktober 2024.
Statistisi Ahli Madya BPS Papua Barat Lasmini di Manokwari, Senin, mengatakan realisasi ekspor terdiri atas ekspor komoditas minyak dan (migas) 201,90 juta dolar AS dan nonmigas 3,55 juta dolar AS.
"Realisasi nilai ekspor Oktober 2025 turun 28,22 persen (yoy) dibanding Oktober 2024 yang mencapai 332,55 juta dolar AS," ujarnya.
Lasmini menjelaskan bahwa, kontribusi komoditas migas terhadap total ekspor Papua Barat pada periode Oktober 2025 mencapai 98,27 persen sedangkan sisanya berasal dari ekspor nonmigas.
Penurunan nilai ekspor pada Oktober 2025 dibanding Oktober 2024 yang mencapai 330,71 juta dolar AS, sangat memengaruhi kinerja ekspor Provinsi Papua Barat secara keseluruhan.
"Kalau ekspor nonmigas mengalami peningkatan dari 1,84 juta dolar AS pada Oktober 2024 menjadi 3,55 juta dolar AS pada Oktober 2025," jelasnya.
Secara bulanan, kata dia, total nilai ekspor Papua Barat juga terkontraksi 16,22 persen akibat penurunan nilai ekspor komoditas migas dibanding periode November 2025 yang mencapai 243,91 juta dolar AS.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kinerja ekspor nonmigas yang meningkat 168,07 persen (mtm) dibanding capaian pada November 2025 yaitu 1,32 juta dolar AS.
"Dengan demikian, maka kinerja ekspor Papua Barat baik tahunan maupun bulanan mengalami penurunan," ucap Lasmini.
Ia menyebut, ada tiga negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar yaitu Tiongkok dengan realisasi sebanyak 156,56 juta dolar AS atau 76,20 persen dari total nilai ekspor Papua Barat pada Oktober 2025.
Kemudian, Thailand 33,57 juta dolar AS atau 16,34 persen, dan Korea Selatan sebesar 11,79 juta dolar AS atau 5,74 persen. Sedangkan sisanya, disumbang oleh negara seperti Timor Leste, dan Hongkong.
"Tiongkok memberikan peran paling dominan," ujar Lasmini.
Ia mengatakan, neraca perdagangan Papua Barat pada Oktober 2025 mengalami surplus dengan nilai 205,45 juta dolar AS, namun lebih rendah dibanding Oktober 2024 maupun November 2025.
"Kalau dibanding Oktober 2024, turunnya sebanyak 127,10 juta dolar AS, dan dibandingkan November 2024 terjadi penurunan 39,79 juta dolar AS," katanya.
