Manokwari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) Provinsi Papua Barat pada November 2025 mencapai 1,33 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 109,00.
Statistisi Ahli Madya BPS Papua Barat Lasmini di Manokwari, Senin, mengatakan inflasi dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan dan jasa lainnya yang memberikan andil 0,34 persen.
"Komoditas yang dominan mendorong inflasi yaitu emas perhiasan, pasta gigi, serta gunting rambut pria," ujar Lasmini.
Selain itu, kata dia, inflasi tahunan pada November turut dipengaruhi kenaikan indeks harga dari sebagian besar kelompok pengeluaran antara lain, penyedia makanan dan minuman, serta kelompok transportasi.
Kemudian, kelompok kesehatan, kelompok air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok informasi dan jasa keuangan, kelompok pendidikan, serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya.
"Hanya dua kelompok yang justru mengalami deflasi atau penurunan indeks harga, yaitu makanan minuman dan tembakau, serta kelompok pemeliharaan rutin rumah tangga," ucap Lasmini.
Ia melanjutkan, secara bulanan (month-to-month/mtm), Provinsi Papua Barat juga mengalami inflasi 0,65 persen dan berbanding terbalik dengan kondisi bulan sebelumnya yang mencatat deflasi 0,19 persen.
Kelompok transportasi menjadi penyumbang utama dengan andil 0,46 persen terhadap kondisi inflasi bulanan Papua Barat pada November 2025, dengan komoditas tarif angkutan udara dan sepeda.
"Komoditas lainnya di luar kelompok transportasi yang jadi penyumbang inflasi bulanan meliputi, tomat, beras, ikan kakap merah, dan sayur kangkung," ujarnya.
