Manokwari (ANTARA) - Komando Daerah Militer (Kodam) XVIII/Kasuari menerapkan pengelolaan sampah organik terintegrasi melalui pembudidayaan magot, yang nantinya menjadi pakan ternak dan pupuk organik.
Asisten Teritorial Kodam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Jimmy Rihi Tugu di Manokwari, Papua Barat, Rabu, mengatakan pengelolaan sampah dilakukan oleh personel yang telah mengikuti pelatihan.
Pengelolaan sampah organik merupakan bagian dari konsep integrated farming yang dikembangkan Markas Besar TNI dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional.
"Personel yang kami kirim ke ITB tiga oran, dan mereka jadi peluncur untuk mengolah sampah organik jadi makanan magot," kata Jimmy.
Menurut dia, pembudidayaan magot berdampak positif terhadap pengembangan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, untuk menyuplai kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kodam sudah menyediakan lahan percontohan penguraian sampah organik menjadi makanan magot dan diharapkan diadopsi oleh jajaran Kodim di Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
"Kalau Kodam sudah satu hektare, ya kami harapkan Kodim bisa sampai lima hektare supaya bisa backup Program MBG di daerah," ujarnya.
Dia menyebut demplot pengelolaan sampah organik dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan di Manokwari untuk meningkatkan pemahaman generasi muda merawat lingkungan hidup.
Kodam Kasuari berencana mengajak pemerintah provinsi setempat mengimplementasikan metode pembudidayaan magot guna mengurai sampah organik yang dapat mencemari lingkungan.
"Semoga konsep ini bisa tertular ke semua lapisan masyarakat, supaya lingkungan tetap lestari," kata Jimmy.
Kodam Kasuari terapkan pengelolaan sampah organik terintegrasi
Rabu, 21 Mei 2025 15:03 WIB

Asisten Teritorial Kodam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Jimmy Rihi Tugu saat ditemui awak media di Manokwari, Papua Barat, Rabu (21/5/2025). ANTARA/Fransiskus Salu Weking