Manokwari (ANTARA) - Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Papua Barat menyasar guru-guru di daerah pinggiran untuk memperoleh beasiswa pendidikan Strata 1 (S1) guna meningkatkan kualifikasi akademik tenaga pendidik di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Kepala Balai GTK Papua Barat Tuning Supriyadi di Manokwari, Jumat, mengatakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemedikdasmen) menargetkan tidak ada lagi guru berijazah SMA di seluruh Indonesia.
“Guru PAUD maupun SD yang masih lulusan SMA akan difasilitasi untuk kuliah S1 melalui beasiswa. Ini menjadi salah satu fokus kementerian,” kata dia.
Ia menjelaskan hingga saat ini masih cukup banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan S1 di daerah pinggiran di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Guru-guru tersebut kebanyakan adalah guru PAUD karena mereka direkrut secara lokal oleh desa atau kampung sehingga tidak tercatat dalam sistem Dinas Pendidikan setempat.
Hal itu membuat masih banyak guru yang tidak terdata secara resmi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Secara regulasi, setiap guru seharusnya berpendidikan minimal S1. Namun di daerah pedalaman dan pinggiran, masih banyak guru belum menempuh S1 karena proses perekrutan yang tidak terkontrol,” katanya.
Guna mengatasi itu, Kemendikdasmen secara rutin memberikan kuota beasiswa S1 bagi guru yang masih lulusan SMA dan D3.
Namun, realisasi pendaftar dari Papua Barat dan Papua Barat Daya ternyata masih rendah. Pada 2024, dari ratusan kuota yang tersedia, hanya 50 guru yang mendaftar program tersebut.
“Padahal semua kebutuhan pendaftar sudah difasilitasi, tapi kuota tidak terisi penuh. Ini yang akan kami koordinasikan dengan para kepala dinas pendidikan di kabupaten/kota,” ujarnya.
Balai GTK juga mendorong Dinas Pendidikan tingkat kabupaten di Papua Barat dan Papua Barat Daya untuk menginventarisasi guru-guru PAUD dan SD yang belum berpendidikan S1 agar dapat segera difasilitasi melalui beasiswa dari pemerintah pusat.