Manokwari (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Papua Barat menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp102,68 juta untuk mendukung penanganan korban bencana banjir di sejumlah wilayah di Sumatera Utara (Sumut).
Wakil Ketua I Baznas Papua Barat Sali Pelu di Manokwari, Jumat, mengatakan dana tersebut berasal dari infak dan sedekah masyarakat, serta partisipasi berbagai organisasi yang ikut menggalang donasi.
“Ini donasi sukarela. Berapa pun yang diberikan masyarakat sangat berarti. Alhamdulillah, pengumpulan dana cukup besar karena warga bergerak bersama,” ujarnya.
Ia menilai masyarakat Indonesia memiliki tingkat kepedulian tinggi. Setiap terjadi bencana, kata dia, warga dengan cepat memberikan bantuan meski dalam jumlah kecil.
Menurutnya, dana sebesar itu merupakan hasil pembukaan donasi yang diselenggarakan Baznas Papua Barat pada tanggal 3-12 Desember 2025.
Pihaknya mengumumkan pembukaan donasi baik melalui media sosial maupun pengumuman di masjid-masjid guna mengajak masyarakat menyisihkan sebagian rejeki untuk membantu saudara se tanah air di Sumut.
Dalam menghimpun donasi dan sumbangan dari masyarakat, Baznas juga menyiapkan rekening khusus penanganan kebencanaan untuk memudahkan masyarakat menyalurkan bantuan.
“Kita selalu membuka donasi setiap kali terjadi bencana alam di daerah mana pun. Ini adalah komitmen kami dalam mengelola zakat, infak dan sedekah dari umat,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dana yang terkumpul tersebut dikirimkan ke Baznas RI sebagai dana titipan sebelum dibelanjakan sesuai kebutuhan penyintas bencana, seperti bahan makanan dan pakaian.
“Kami tidak belanja sendiri karena semua terpusat di Baznas RI. Dari daerah hanya mengumpulkan dana kemudian dana tersebut kita kirimkan hari ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, banjir yang melanda wilayah Sumatera berdampak luas sehingga membutuhkan dukungan bersama.
Meski telah mengirimkan donasi kloter pertama pada Baznas RI, pihaknya akan terus membuka donasi sampai korban bencana di Sumut benar-benar pulih.
Penggalangan dana di Papua Barat juga meningkat karena informasi mengenai bencana tersebut cepat tersebar melalui pemberitaan media dan media sosial.
