Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat membuka kembali aktivitas perdagangan di Pasar Sanggeng setelah sebelumnya sempat terhenti karena proses pembangunan sejak tahun 2023.
Bupati Manokwari Hermus Indou di Manokwari, Rabu, mengatakan pengoperasian Pasar Sanggeng menjadi bagian dari transformasi ekonomi daerah sekaligus upaya meningkatkan kesejahteraan pedagang, khususnya mama-mama Papua.
“Pasar Sanggeng ini menjadi simbol transformasi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Manokwari. Mama-mama Papua kini bisa berjualan dengan lebih layak, bersih, dan nyaman, tidak lagi kepanasan atau kehujanan di emperan jalan,” katanya saat ibadah syukur mobilisasi pedagang Pasar Sanggeng.
Ia menilai, keberadaan pasar modern tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pedagang sehingga berdampak pada peningkatan kualitas hidup keluarga, termasuk akses pendidikan anak-anak pedagang.
Meskipun dibangun oleh pemerintah daerah, Pasar Sanggeng pada hakikatnya merupakan milik para pedagang. Oleh karena itu, ia mengajak pedagang untuk menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar secara bersama-sama.
“Pasar ini sudah bagus, mari kita jaga dan rawat dengan baik. Jangan bermental anak kos. Pedagang harus merasa memiliki pasar ini dan peduli terhadap kebersihan dan ketertiban,” ujarnya.
Hermus menyebut tantangan pembangunan tidak hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada perubahan perilaku dan budaya pengelolaan pasar oleh pedagang itu sendiri.
Pemkab Manokwari, lanjut Hermus, masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan Pasar Sanggeng, antara lain terminal, pasar daging, ruang penyimpanan dingin, serta pergudangan yang ditargetkan dikejar mulai 2026 hingga 2028.
“Dengan fasilitas penunjang tersebut, kawasan Pasar Sanggeng akan menjadi lebih kompetitif dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Manokwari yang juga Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Manokwari Yan Ayomi mengatakan Pasar Modern Sanggeng memiliki daya tampung 1.016 unit los dan 394 unit kios yang dapat ditempati pedagang.
“Sesuai Perda pajak daerah retribusi daerah (PDRD) Manokwari, retribusi kios sebesar Rp1,5 juta per bulan dan los Rp150 ribu per bulan. Namun untuk kios masih dalam pembahasan lebih lanjut antara pedagang dan DPRK,” katanya.
Ia menjelaskan pedagang yang diprioritaskan menempati Pasar Sanggeng adalah mereka yang sebelumnya telah berjualan di lokasi tersebut.
Disperindag Manokwari telah melakukan pendataan pedagang dan mengusulkan data sebanyak 1.445 pedagang ke Kementerian Perdagangan untuk memberikan rekomendasi kepada Kementerian PUPR melakukan pembangunan Pasar Sanggeng.
Yan menambahkan operasional Pasar Modern Sanggeng tidak berlangsung selama 24 jam. Pasar akan ditutup pada pukul 21.00 WIT dan dijaga oleh tim keamanan terpadu yang melibatkan kepolisian, Satpol PP, dan kejaksaan.
Bangunan inti Pasar Sanggeng terdiri atas tiga lantai dengan luas total 28.708 meter persegi yang diharapkan menjadi pusat aktivitas perdagangan rakyat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Manokwari.
Seperti diketahui, pembangunan bangunan inti Pasar Sanggeng dilakukan oleh Kementerian PUPR pada tahun 2023 dengan biaya Rp162,7 miliar dari APBN.
Pemkab Manokwari melanjutkan pembangunan tahap II Pasar Sanggeng dibiayai dari APBD 2025 senilai Rp29,1 miliar. Pekerjaan meliputi pemasangan pagar, pembangunan gerbang, taman, drainase, serta penataan lanskap dan area parkir.
