Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu menegaskan peran strategis masyarakat adat setempat mendorong percepatan pembangunan karena penopang utama keberlangsungan bangsa, terutama dalam menjaga identitas dan kearifan lokal, di tengah arus perubahan yang deras.

“Sebesar apapun pohon, tanpa akar yang kuat, ia akan tumbang diterpa badai. Begitu pula Papua Barat Daya. Jika identitas adat kita goyah, maka persatuan melemah, kearifan lokal terabaikan, dan masa depan menjadi rapuh,” ujarnya saat membuka kegiatan Jambore Masyarakat Adat Papua Barat Daya di Kota Sorong, Senin.

Ia menekankan bahwa masyarakat adat memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di provinsi ke-38 Indonesia itu.

Ia menyebutkan empat kontribusi utama masyarakat adat, yakni menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya, mengawal kelestarian lingkungan sebagai warisan generasi mendatang, menjadi penyangga nilai-nilai kebangsaan agar masyarakat tetap cinta NKRI dan menjunjung tinggi Pancasila.

Selain itu, mendorong partisipasi aktif dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan daerah.

Ia mengatakan tantangan ke depan semakin kompleks, antara lain karena modernisasi, perubahan sosial ekonomi, dan potensi konflik yang dapat mengikis nilai-nilai lokal.

“Namun, jika kita bersatu dalam semangat tenun kebangsaan, maka tantangan sebesar apapun akan menjadi peluang untuk maju,” ujarnya.

Dia berharap, Jambore Masyarakat Adat menjadi ruang dialog sekaligus kesempatan penguatan peran masyarakat adat dalam pembangunan Papua Barat Daya yang berakar pada nilai-nilai budaya dan kebangsaan.

Pewarta: Yuvensius Lasa Banafanu

Editor : Evarianus Supar


COPYRIGHT © ANTARA News Papua Tengah 2025