Manokwari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manokwari, Papua Barat berupaya terus menangani kebutuhan korban bencana secara terpadu sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab daerah dalam penanganan bencana.
Bupati Manokwari Hermus Indou di Manokwari, Jumat, mengatakan penyerahan bantuan merupakan langkah rutin yang selalu dilakukan pemerintah daerah untuk membantu warga yang mengalami musibah.
“Pemberian bantuan ini menjadi wujud kepedulian pemerintah daerah terhadap keluarga korban kebakaran di Jalan Esau Sessa. Pemkab Manokwari tetap peduli untuk memberikan bantuan sesuai kemampuan daerah,” ujar Hermus saat menyalurkan bantuan bagi keluarga korban kebakaran di Jalan Esau Sessa, Manokwari.
Ia mengatakan, bantuan awal diberikan berupa logistik delapan karung beras ukuran 50 kilogram dan akan ditambah sesuai kebutuhan para korban.
Tidak hanya bantuan logistik, pemerintah daerah juga memberikan pelayanan untuk pemulihan dokumen kependudukan dan ijazah yang ikut terbakar dalam insiden tersebut.
Selain itu, Pemkab Manokwari juga akan menyediakan hunian sementara bagi korban bencana kebakaran pada tahun depan, karena tempat tinggal mereka ludes terbakar.
“Semua dokumen diproses untuk diganti sesuai ketentuan perundang-undangan. Kita berharap bantuan tersebut dapat memberi motivasi positif dan semangat bagi para korban agar mereka bisa menjalani kehidupan lebih baik,” katanya.

Plt Kepala Dinas Sosial Ferdy Lalenoh menjelaskan pihaknya menyiapkan bantuan logistik berupa beras, sembako, mi instan, dan kebutuhan dasar lainnya selama masa tanggap darurat.
“Sesuai prosedur penanganan bencana, kami memastikan kebutuhan dasar korban terpenuhi,” kata Ferdy.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan Manokwari Parjianti menyampaikan, pihaknya siap menerbitkan ijazah baru bagi korban setelah menerima data lengkap dari keluarga.
“Korban harus melapor ke kepolisian terlebih dahulu. Surat keterangan dari polisi dibawa ke sekolah untuk mendapatkan surat pengganti ijazah. Sekolah yang mengeluarkan, lalu Dinas Pendidikan akan melakukan verifikasi,” jelasnya.
Parjianti mengungkapkan hingga saat ini keluarga korban belum menyerahkan data ijazah jenjang SD, SMP, maupun SMA yang hilang. Pemerintah berharap keluarga segera memberikan data agar dokumen baru dapat diproses.
