Sorong (ANTARA) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya melakukan monitoring dan evaluasi (monev) guna mengoptimalkan pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat di enam kabupaten/kota.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya (PBD) Naomi Netty Howay di Sorong, Senin, menjelaskan kegiatan ini untuk meninjau kembali pelaksanaan program gizi yang telah berjalan, mengevaluasi efektivitas intervensi yang dilakukan, serta memantapkan langkah strategis dalam menangani masalah gizi seperti stunting, gizi buruk, dan kekurangan gizi mikro.
“Kegiatan ini penting untuk memastikan program perbaikan gizi berjalan sesuai rencana, mencapai target yang ditetapkan, serta mampu mengidentifikasi dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi di lapangan,” ujarnya.
Menurut Naomi, monev ini tidak hanya difokuskan pada penanganan stunting, tetapi juga mencakup seluruh kebijakan intervensi gizi, mulai dari bayi, balita, hingga ibu hamil.
“Evaluasi ini juga terkait dengan implementasi program gizi masyarakat yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan gizi, lanjut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya telah mencanangkan Program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Menurut dia, program ini dirancang untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi bagi bayi, balita, dan ibu hamil, guna mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045.
“Kita telah menganggarkan Rp3,303 miliar untuk setiap kabupaten/kota dalam rangka mendukung pelaksanaan Program 1.000 HPK ini,” ucap Naomi.
Hasil monev tersebut, kata dia, akan menjadi dasar penyusunan rencana tindak lanjut yang bertujuan memantapkan implementasi program perbaikan gizi masyarakat secara menyeluruh di enam daerah.
Naomi berharap kegiatan yang berlangsung selama tiga hari pada 18 - 20 Agustus 2025 dapat mendorong para petugas kesehatan di daerah untuk meningkatkan capaian program secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan.
“Kita ingin memastikan bahwa seluruh program perbaikan gizi benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat guna melahirkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” ucapnya.